Kamis, 03 April 2014

Rangkuman jurnal " Model Pemeringkatan Website Pemerintah Daerah di Indonesia "

        Pemeringkatan e-government di Indonesia sudah mulai dilakukan oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika, namun pemeringkatan tersebut baru mencakup 11 provinsi dan belum menerapkan perhitungan peringkat secara otomatis dengan menggunakan mesin pencari yang dilengkapi dengan agent based crawler dan algoritma perhitungan parameternya. 

1. PENDAHULUAN

        Wujud nyata dan pengaplikasian e-government ang telah umum dilaksanakan dan diatur pelaksanaannya di Indonesia adalah pembuatan situs web pemerintah daerah. E-Government intinya adalah proses pemanfaatan teknologi informasi sebagai alat untuk membantu menjalankan sistem pemerintahan secara lebih efektif dan efisien. Pembangunan situs web bagi pemerintah daerah di Indonesia merupakan implementasi dari Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2003, yang isinya menggalakkan pemanfaatan teknologi informasi (Internet)    dalam    menunj ang    aktivitas pemerintahannya, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah menuju terwujudnya e- Government di Indonesia. Berdasarkan data [8] dari 470 pemerintah daerah baik tingkat provinsi, kotamadya maupun kabupaten terdapat 361 (77%) situs web pemerintah daerah, dan yang aktif atau bisa dibuka 316 situs web pemerintah daerah sisanya rusak, dalam pengembangan atau terkena sanksi (suspended).


        Jumlah situs web pemerintah daerah secara kuantitas cenderung meningkat seiring dengan kebijakan dan komitmen pemerintah Indonesia yang tertuang dalam roadmap pengembangan e- government di Indonesia.



2. LANDASAN TEORI 

2.1 Menurut    World    Bank,    e-Government

      Didefinisikan sebagai upaya pemanfaatan dan pendayagunaan telematika untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemerintahan, memberikan berbagai jasa pelayanan kepada masyarakat secara lebih baik, menyediakan akses informasi kepada publik secara lebih luas, dan menjadikan penyelenggaraan pemerintahan lebih bertanggung jawab (accountable) serta transparan kepada masyarakat. Intinya menurut [3] e-Government adalah proses pemanfaatan teknologi informasi sebagai alat untuk membantu menjalankan sistem pemerintahan secara lebih efektif dan efisien.

Model      e-Government                   yang     diterapkan
menggunakan model empat tahapan perkembangan yang meliputi [3] :



a.  Fase pertama, berupa penampilan website web (web presence) yang berisi informasi dasar yang dibutuhlcan masyarakat.

b.    Fase kedua, fase interaksi yaitu isi informasi yang ditampilkan lebih bervariasi, seperti fasilitas download dan komunikasi e-mail dalam website web pemerintah.

c.   Fase ketiga, tahap transaksi berupa penerapan aplikasi atau formulir untuk secara online mulai diterapkan.

d.    Fase Keempat, fase transformasi berupa pelayanan yang terintegrasi, tidak hanya menghubungkan pemerintah dengan masyarakat tetapi juga dengan organisasi lain yang terkait (pemerintah ke antar pemerintah, sektor nonpemerintah serta sektor swasta)
 

2.2 Evaluasi Web dan Webmetrics  
        Ketepatan dan akurasi konten web merupakan salah satu ukuran dalam evaluasi konten web, yang dalam penelitian ini menggunakan istilah relevansi.[6] menyebutkan beberapa kriteria untuk evaluasi dan pemeringkatan website yaitu authority, objectivity, accuracy, coverage, dan timelines.
 

       Metode pemeringkatan yang dikembankan pada penelitian ini secara umum mencakup parameter tersebut di atas, namun dengan terminologi yang berbeda.
 

       Dua parameter utama yang dikembangkan lebih lanjut adalah relevansi- seperti yang sudah
dipaparkan sebelumnya, dan web productivity. Menurut [5] , web productivity secara matematis
dihitung dengan rumus: size/effort, dimana size adalah ukuran website- yang dapat diukur dengan jumlah halaman web pada sebuah website, sedangkan effort adalah upaya atau input yang digunakan untuk mengembangkan atau mengelola website. 


      Contoh input atau effort tersebut adalah biaya atau waktu yang diperlukan untuk mengembangkan website. Input biaya digunakan oleh [5], sedangkan penelitian yang dilakukan oleh [1] menggunakan traffic sebagai ukuran untuk effort untuk menghitung web productivity.

3. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini terdiri dari tiga tahapan utama yaitu (1) tahap evaluasi relevansi halaman web dengan menggunakan algororitma TFxIDF; (2) Tahap penyimpanan hasil parsing dari teks HTML dan pengukuruan parameter webmetrics; dan (3) Tahap pengembangan model pemeringkatan website pemda di Indonesia dengan menggunakan parameter size,visibility, kekayaan dokumen, popularitas, relevansi, dan produktifitas. Gambaran umum tahapan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Pengembangan model pemeringkatan website pemda terdiri dari 2 proses utama yaitu (1) proses perhitungan parameter web yang dilakukan terhadap hasil parsing yang dihasilkan dari tahap pertama, dan (2) proses perhitungan peringkat dengan menggunakan 6 parameter web yang memperhitungkan pembobotan dari setiap parameter tersebut. Penjelasan setiap proses tersebut adalah sebagai berikut. Pemeringkatan website di Indonesia secara umum terdiri dari dua kelompok parameter yaitu (a) parameter yang dihasilkan dari penelitian ini yaitu relevansi dan productivity dan (b) parameter yang mengadaptasi dari parameter yang digunakan oleh lembaga pemeringkat lain yaitu size, visibility, kekayaan dokumen (rich files) yang mengacu ke webometrics serta popularitas yang mengacu kepada 4ICU. Proses utama perhitungan pemeringkatan adalah menghitung peringkat komposit berdasarka peringkat untuk setiap parameter yang telah dijelaskan di atas. Nilai peringkat komposit untuk setiap pemda dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut
CR; = WAR; + WAPi + WsS1 Wvrir WDDr WTTr  
Dimana: 
CR; adalah nilai komposit untuk website ke-1, dst  
WR adalah bobot untuk parameter web relevancy  
WA adalah bobot untuk parameter web productivity  
Ws adalah bobot untuk parameter size 
Wv adalah bobot untuk parameter visibility
WD adalah bobot untuk parameter Document Richness
WT adalah bobot untuk parameter popularity/Traffik
R adalah peringkat sebuah website untuk parameter Relevancy
P adalah peringkat sebuah website untuk parameter productivity
S adalah peringkat sebuah website untuk parameter Size
V adalah peringkat sebuah website untuk parameter Visibility
D adalah peringkat sebuah website untuk parameter Document Richness
T adalah peringkat sebuah website untuk parameter Popularity


 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
 

       Parameter size dengan menggunakan mesin pencari berkisar antara 101 sampai 1610000 dengan menggunakan mesin pencari Google. Parameter inbound link berkisar antara 0 sampai 4380000. Parameter kekayaan dokumen berkisar dari 0 sampai 28,200 dengan rata-rata 635 dokumen, dan parameter popularitas yang diukur dengan peringkat di www.alexa.com berkisar antara 1009 sampai 100209. Ada 81 website yang belum mempunyai peringkat di alexa.com, yang menunjukkan website tersebut masih sangat kurang pengunjungnya. Peringkat sepuluh besar untuk parameter size dan traffik tersebut selengkapnya dapat dilihat pada tabel.



Na
Size
Traffic
1
Prov. Kalteng
Kota Jaksel
2
Kota Tomohon
Kota Jaktim
3
Prov. Jateng
Kota Jakut
4
Prov. Papua
Prov. DKI Jakarta
5
Kab. Kebumen
Kota Jakbar
6
Kota Bontang
Kota Jakpus


7
Kota Bandung
Prov. Jabar
8
Provinsi Jatim
Kota Bandung
9
Kota Yogyakarta
Kota Balikpapan
10
Prov. Jabar
Prov. Jatim


      Hasil tersebut menunjukkan bahwa peringkat sepuluh besar untuk inbound link, dokumen, dan traffik diisi oleh pemda yang relatif tidak berubah. Website provinsi DKI Jakarta beserta 5 kotanya selalu masuk pada ketiga parameter tersebut. Namun untuk parameter size nama-nama pemdanya relatif berbeda dengan peringkat tiga parameter lainnya kecuali provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, dan Bandung.


5. KESIMPULAN DAN SARAN


      Hasil pengukuran relevansi konten diukur dengan algoritma TFxIDF yang sudah dikembangkan lebih lanjut dalam penelitian ini, sedangkan relevansi tautan internal diukur dengan TFxIDF inbound. Hasil pengukuran untuk relevansi konten menunjukkan bahwa nilai TFxIDF lokal berkisar antara 4,199 sampai 36,16 dengan rata-rata sebesar 25,05, Jumlah website yang tergolong menunjukkan bobot relevansi yang tinggi dengan nilai TFxIDF di atas rata-rata adalah sebanyak 109 pemda atau sebanyak 60 persen. Nilai TFxIDF inbound berkisar antara 2,391 sampai 30,417 dengan rata-rata sebesar 18,0. Jumlah website yang tergolong menunjukkan bobot relevansi yang tinggi dengan nilai TFxIDF di atas rata-rata adalah sebanyak 86 pemda atau sebanyak 47,5 persen.
     

     Algoritma pemeringkatan yang dipilih adalah pemeringkatan dengan enam parameter dengan memberikan bobot terbesar pada parameter relevansi, yang diikuti oleh parameter produktifitas dan popularitas, atau menggunakan skenario 4c. Parameter lainnya mempunyai bobot lebih rendah dan tiga parameter tersebut yaitu ukuran halaman, jumlah dokumen, dan visibilitas. Hasil pemeringkatan untuk pemda di luar jawa menujukkan bahwa website provinsi lebih dominan dibandingkan website kota atau kabupaten, sedangkan untuk di pulau jawa, website kabupaten dan kota lebih dominan dibandingkan web provinsi. Peringkat atas untuk web kota semuanya diisi oleh kota - kota di jawa, sedangkan untuk kabupaten hanya artikel departemen komunikasi dan kota diluar jawa yang masuk sepuluh besar.


 6. DAFTAR PUSTAKA


[1]    Alpar, P., M. Porembski, D.Volksw, and S. Pickerodt, 2009,

       Measurement of Productivity      of Websites, Schoolof Business Administration and
        Economics. Philipps University, Marburg,    Germany.
[2]    Departemen Komunikasi dan Informatika, 2004, Blueprint    Sistem    Aplikasi    e
        GovernmentDepartemen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Jakarta.
[3]    Departemen Komunikasi dan Informatika, 2006, Kondisi Situs Web Pemerintah Daerah",
[4]    Dhyani, Devanshu, NG., Keong, Wee, dan Bhowmick Sourav, W., 2002, A Survey of Web 

        Metrics, ACM Computing Surveys, Vol., 34, No. 4 pp 469-503.
[5]    Mendez, Emilia. 2009, Web Cost Estimation, Productivity Assessment and Benchmarking,

        4th International Summer School on Software Engineering. University of Salermo, Italy,        
        September 24-27.
[6]    Murley, Diana, 2006, Evaluating and Rating Website and other Information Resources, SIU 

        Law Library.
[7]    Pinkerton, Brian, 1994, Web Crawler Fact, http://thinkpink.com/bp/WebCrawler/History.ht 

        ml, diakses tanggal 25 Maret 2010
[8]    Presiden Republik Indonesia, 2003, Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e- 

        Government, Instruksi Presiden No.3 Tahun 2003,
        http://www.deptan.go id/bdd/admin/i_presiden/ Inpres-03-03.pdf, diakses 10 September     

        2009,
[9]    Sergey, Brin and Lawrence, Page, 1998, The Anatomy of a Large-Scale Hypertextual Web

        Search Engine, Computer Science Department, Stanford University, Stanford, CA 94305, 
         USA




Sumber :


Model Pemeringkatan Website Pemerintah Daerah di Indonesi
 Oleh : Widya Sfifiantil, Mirma Yudha Firdausi2, Hanum Putri Permatasari3 
 Universitas Gunadarma




Tidak ada komentar:

Posting Komentar