Jumat, 26 April 2013

Sinopsis Rembulan Tenggelam Di Wajahmu





“Bagi manusia, hidup itu juga sebab-akibat, Ray. Bedanya, bagi manusia sebab-akibat itu membentuk peta dengan ukuran raksasa. Kehidupanmu menyebabkan perubahan garis kehidupan orang lain, kehidupan orang lain mengakibatkan perubahan garis kehidupan orang lainnya lagi, kemudian entah pada siklus yang keberapa, kembali lagi ke garis kehidupanmu.... Saling mempengaruhi, saling berinteraksi.... Sungguh kalau kulukiskan peta itu maka ia bagai bola raksasa dengan benang jutaan warna yang saling melilit, saling menjalin, lingkar-melingkar. Indah. Sungguh indah. Sama sekali tidak rumit.”
                                ― Tere Liye, Rembulan Tenggelam Di Wajahmu




Saya meminjam buku ini dari perpustakaan kampus. Review dari salah seorang pembacalah yang membuat saya langsung memutuskan meminjam buku ini, "memaknai kehilangan" (kalau tidak salah, terus terang saya lupa :D hehe).
Bahasa yang disajikan penulis, Tere Liye, tidak rumit atau njelimet jadi hanya perlu beberapa hari bagi saya untuk menyelesaikannya. Namun, biar begitu pesan yang disampaikan penulis sangat dalam sehingga membuat saya merenung dan membuat saya merenung semakin lama setelah habis membacanya. 
Diceritakan ada seorang anak panti asuhan bernama Raihan yang selalu mengutuki hidupnya, merasa dirinya sial semenjak lahir. Sial karena tidak mempunyai orang tua, sial karena harus masuk panti asuhan terkutuk, dan berentet kesialan lainnya. Raihan pun melihat kesialan orang lain, padahal orang tersebut sangatlah baik menurutnya. Hal ini membuat Raihan bertanya: "Kenapa Tuhan sepertinya suka sekali merenggut kebahagiaan orang-orang yang selalu berbuat baik?" dan mengapa orang yang berbuat jahat justru dipermudah jalannya?! Ini membuat Raihan berpikir mengapa Ia harus berbuat baik, mengapa Ia tidak menjadi orang yang jahat saja?!.
Selama hidupnya Raihan banyak bertanya dan inti pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah
1. Apakah hidup ini adil?
2. Apakah cinta itu?
3. Apakah kaya adalah segalanya?
4. Apakah kita memiliki pilihan dalam hidup?
5. Apakah makna kehilangan?

Kelima pertanyaan itu dijawab satu per satu oleh seorang malaikat ketika raganya dalam kondisi kritis karena suatu penyakit. Roh Raihan dibawa menelurusi masa lalunya, baik yang dia alami ataupun tidak.
 
Dari perjalanan masa lalu itu ternyata kejadian-kejadian yang dianggapnya sial ternyata tidak sembarangan "langit" beri kepadanya tetapi karena akibat dari perlakuan Raihan sendiri.
Langit hanya mengembalikannya kembali, seperti hukum karma.
Perlakuan kita baik-buruk akan dibalas oleh Tuhan walau itu hanya sedikit. Buku ini mengajarkan kita untuk selalu bersyukur atas segalanya, karena segalanya telah diatur Yang Maha Kuasa dan tidak mengutuki-Nya. Karena Tuhan tidak akan salah, Dia tidak tidur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar