Rabu, 20 Oktober 2010

TRAFIC JAM JAKARTA

    Jakarta my city my experience,begitu lah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan tempat tingal saya. Siapa seh yang belum pernah ke jakarta,sepertinya hampir semua orang pernah menginjakan kakinya di jakarta.
Ibukota dari negara Indonesia ini adalah tempat berkumpulnya suku,adat,budaya dan agama yang menjadi satu di wilayah yang luasnya ± 661,52 km2. Dengan Berkumpulnya orang-orang di Jakarta membuat Jakarta menjadi wilayah padat penduduk dan inilah salah satu penyebab TRAFIC JAM JAKARTA.
   Dengan bertambahnya penduduk setiap saatnya,menjadikan Jakarta sebagai tempat yang lalulintasnya macet setiap harinya. Kemacetan sudah pasti kita temukan setiap harinya, terlebih setelah liburan panjang selesai deretan mobil dan motor berjajar untuk saling mendahului agar segera sampai tujuan.Situasi ini akan semakin parah manakala hujan mendera. Genangan air dan banjir memaksa pengguna jalan memperlambat laju kendaraannya atau bahkan berhenti di tengah jalan.Kemacetan tak hanya terjadi di pagi atau sore hari disaat para pekerja berangkat dan pulang dari tempatnya beraktivitas. Di siang hari, kemacetan pun terjadi di mana-mana.
   Bagaimana tidak mau Macet semua aktifitas hampir di lakukan di Jakarta,hampir semua masyarakat di sekitar Jakarta seperti Depok, Bekasi, dan Tangerang, yang setiap harinya Beraktifita atau lalu lalang di jakarta. Sampai saya berfikir bagaimana jika Ibukota di pindahkan saja.
   Salah satu sumber mengatakan jakarta di perkirakan Macet total di 2012.Pasalnya setiap hari di Jakarta saja ada penambahan 1.172 kendaraan baru. Jumlah ini belum termasuk kendaraan dari daerah Depok, Bekasi, dan Tangerang, yang setiap hari lalu lalang di Ibukota. Di sisi lain, lebar dan panjang jalan di ibukota relatif stagnan.Sekadar memberi gambaran, Jakarta memiliki panjang jalan 7.650 km, dengan luas jalan 40,1 km2 (6,2 persen dari luas wilayah DKI Jakarta). Setiap tahunnya, pertumbuhan panjang jalan hanya ±0,01%. Ini tak sebanding dengan pertambahan kendaraan -khusus Jakarta- 1.172 per hari. Pantas, kalau Jakarta kerap dilanda macet.Dari tahun ke tahun, penyelesaian persoalan kemacetan di Jakarta hanya dilakukan secara tambal sulam. Sehingga permasalahan ini tidak kunjung usai dan cenderung semakin parah.
   Pemerintah hanya bisa memmberikan solusi di luar penanganan yang berarti,untuk menanggulangi kemacetan tersebut. Terbukti banyaknya proyek transporttasi umum untuk mengalami kemacetan yang tersendat dengan berjuta alasan yang di ungkapkan pemerintah sendiri. Kalau kata orang-orang, "sampai kiamat Jakarta akan macet terus". itulah ungkapan kekecewaan dari masyarakat jakarta terhadap kemacetan jakarta yang semakin parah setiap harinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar